SOLO,wartosolo.com-Gesekan antara operator Gojek dan taksi di Solo Jawa Tengah tak bisa terhindar lagi. Kini gesekan itu malah masuk ke ranah hukum. Menurut pendapat pengamat transportasi Djoko Setijowarno, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah bertindak benar, karena dengan membiarkan ojek beroperasi apalagi on line akan tidak mendukung program penataan transportasi umum yang sedang berlangsung.
Mobilisasi warga tidak bisa dibatasi suatu wilayah, akibatnya kawasan sekitarnya Subosukowonosraten juga terlibat dan ikut mendukung.
![]() |
Tolak operasional Go-jek |
Baca juga berita terkait : http://www.wartosolo.com/2017/03/bentrok-driver-gojek-taksi-solo-tak-terhindarkan.html
Selain penataan transportasi umum di Solo, mestinya Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali dan Sragen bergerak bersama menata transportasi umum di wilayah masing-masing.
"Juga sudah dirancang tujuh rute trayek bus sistem transit (BST) aglomerasi Subosukowonosraten yang menghubungkan jaringan transportasi umum antarkota kabupaten."
Staf pengajar di Unika Salatiga ini mengatakan, sepeda motor bukan jenis angkutan umum yang berkeselamatan. Lebih baik kembangkan kendaraan roda tiga, seperti bajaj untuk pedesaan, misalnya.
"Daya angkut lebih besar dan bisa bawa barang. Lajunya tidak tinggi, kuat tanjakan. Kalau hujan tidak diguyur air, ketika panas tidak diterpa terik matahari," katanya. (*/)
![]() |
Pakar transportasi Djoko Setijowarno |